Total Tayangan Halaman

Kamis, 18 November 2010

PROPOSAL SKRIPSI

Proposal Skripsi
APLIKASI PEMBELAJARAN YANG MENCERDASKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (KAJIAN BUKU ”PEMBODOHAN SISWA SISTEMATIS” KARYA M. JOKO SUSILO)
Oleh : A Nafi'

I. JUDUL
APLIKASI PEMBELAJARAN YANG MENCERDASKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (KAJIAN BUKU ”PEMBODOHAN SISWA SISTEMATIS” KARYA M. JOKO SUSILO)

II. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sisitem pendidikan nasional, pendidikan adakah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Para ahli pendidikan Islam telah bersepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya adalah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur.
Sedangkan pendidikan Islam merupakan bimbingan terhadap pertumbuihan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih dan mengasuh, dan mengawal berlakunya semua ajaran Islam. Istilah membimbing, mengarahkan dan mengasuh, mengajarkan dan melatih mengandung pengertian usaha mempengaruhi jiwa anak didik melalui proses setingkat demi setingkat menuju tujuan yang ditetapkan yaitu menanamkan taqwa dan akhlak serta menegakkan kebenaran, sehingga terbentuklah manusia yang berkepribadian dan berbudi luhur sesuai ajaran Islam.
Menurut Ibnu Sina, pendidikan atau pembelajaran itu menyangkut seluruh aspek pada diri manusia, mulai dari fisik, mental maupun moral. Seperti yang dikatakan beliau : “Pendidikan tidak boleh mengabaikan perkembangan fisik dan apapun yang memiliki pengaruh terhadap perkembangan fisik seperti olah raga, makanan, minumman, tidur, dan kebersihan”. Dalam pandangan Ibnu Sina, pendidikan tidak hanya memperhatikan aspek moral, namun juga membentuk individu yang menyeluruh termasuk jiwa, pikiran dan karakter. Menurutnya, pendidikan sangat penting diberikan kepada anak-anak untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi masa dewasa.
Dengan demikian, pendidikan tidak hanya mencakup satu aspek atau dua aspek saja melainkan mencakup berbagai aspek. Akan tetapi kenyataannya banyak sekali terjadi keekeliruan penafsiran tentang pendidikan. Sebagian menafsirkan bahwa pendidikan sekedar mentransfer pengetahuan saja. Ada juga yang menafsirkan bahwa pendidikan adalah penumbuhan skil dan bakat. Dan ada juga yang menafsirkan bahwa pendidikan adalah pembentukan karakter, dan masih banyak lagi pendapat lainnya. Semua penafsiran itu tidaklah salah atau keliru bila semua itu bisa dipadukan menjadi pengertian pendidikan yang lebih lengkap lagi.
Pembelajaran yang mencerdaskan anak selalu menjadi perbincangan yang menarik dari dulu sampai sekarang. Sebab pada dasarnya manusia ingin menajadi lebih baik dari siapapun. Dan para ahli sedang melakukan sejumlah penelitian untuk menemukan metode terbaik membentuk anak cerdas secepat mungkin. Hal ini menjadi lebih sulit lagi ketika dihadapkan pada kecerdasan majemuk. Yang membuat proses pencerdasan menjadi semakin luas dan rumit untuk mencapai jenis “cerdas” yang akan dicapai. Sehingga kecerdasan seorang anak tidak bisa diukur dengan angka saja.
Dari beberapa uraian di atas, penulis tertarik untuk menyusun skripi berkaitan dengan pembelajaran yang mencerdaskan dari sudut pandang pendidikan Islam dengan menganalisa pendapat M. Joko Susilo dalam bukunya yang berjudul “Pembodohan siswa Sitematis”. Maka dari itu penulis mengambil sebuah judul untuk skripsi yang penulis susun yakni :APLIKASI PEMBELAJARAN YANG MENCERDASKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (KAJIAN BUKU PEMBODOHAN SISWA SISTEMATIS KARYA M.JOKO SUSILO).

III. PENEGASAN ISTILAH
Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan penafsiran serta mempermudah pembaca dalam memahami skripsi yang akan kami susun, maka perlu kiranya penulis sampaikan penegasan istilah khususnya yang berkaitan dengan judul skripsi, ”APLIKASI PEMBELAJARAN YANG MENCERDASKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM (KAJIAN BUKU PEMBODOHAN SISWA SISTEMATIS KARYA M. JOKO SUSILO), adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah:
1. Aplikasi
Aplikasi adalah pemakaian atau penerapan
2. Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata dasar ajar, pembelajaran berarti proses, cara, menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
3. Cerdas
Cerdas dalam pengertian Bahasa Indonesia bermakna sempurna perkembangan akal budinya (untuk berfikir, mengerti, dan sebagainya); tajam pikiran; sempurna pertumbuhan tubuhnya (sehat, kuat).
4. Anak
Anak dalam pembahasan skripsi yang akan penulis susun adalah anak sebagai subjek pendidikan.
5. Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mengacu pada sumber-sumber hukum Islam.
6. Pembodohan Siswa Tersistematis
Pembodohan siswa tersistematis adalah judul sebuah buku yang disusun oleh M.Joko Susilo. Pengarang adalah seorang peneliti di bidang pendidikan. Buku tersebut memaparkan tentang realita pendidikan di Indonesia yang masih sangat perlu peningkatan dan perubahan sistem.
7. M. Joko Susilo
Adalah seorang praktisi dan peneliti pendidikan di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. Sudah menyusun beberapa buku dan telah melakukan beberapa penelitian tentang pendidikan.

IV. RUMUSAN PERMASALAHAN
Berkaitan dengan judul di atas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah aplikasi pembelajaran pendidikan Islam?
2. Bagaimana teori pembelajaran menurut pendidikan Islam?
3. Bagaimanakah aplikasi pembelajaran yang mencerdaskan anak menurut M. Joko Susilo?

V. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui aplikasi pembelajaran pendidikan Islam?
2. Untuk mengetahui teori pembelajaran menurut pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui aplikasi pembelajaran yang mencerdaskan anak menurut M. Joko Susilo
VI. KAJIAN PUSTAKA
A. Aplikasi Pembelajaran Yang Mencerdaskan Anak
1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang bersifat self instruction dan ekternal instruction. Pembelajaran yang internal timbul dari diri anak tersebut yang merupakan pelaku belajar. Sedangakan pembelajaran eksternal bersumber dari guru ataupun lingkungan tempat anak tinggal. Beberapa teori belajar mendiskripsikan pembelajaran sebagai berikut :
a. Usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan, agar terjadi hubungan stimulus (lingkungan) dengan tingkah laku si belajar (behavioristik).
b. Cara guru memberikan kesempatan kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari (kognitif).
c. Memberikan kebebasan kepada si belajar untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya (humanistik).

2. Cerdas
Cerdas sering kali kita maknai dengan pintar, pandai, brilian dan sebagainya. Cerdas terbagi menjadi beberapa pembagian, salah satunya adalah cerdas yang komprehensif, bisa dilihat dari 4 (empat) dimensi, yaitu dimensi kecerdasan spiritual, emosional, intelektual, dan kinestetik. Dan masih banyak lagi para ilmuan yang mengklasifikasikan jenis kecerdasan menjadi beraneka macam. Macam-macam kecerdasan dan pembagiannya akan menjadi pembahasan dalam skripsi yang penulis susun.

3. Aplikasi Pembelajaran yang Mencerdaskan
Aplikasi (penerapan) pembelajaran yang mencerdaskan anak adalah sebuah susunan perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk membuat anak menjadi cerdas, yakni cerdas sesuai dengan klasifikasi cerdas itu sendiri seperti yang telah penulis sebutkan di pembahasan mengenai cerdas di atas.

B. Pendidikan Islam
1. Pengertian pendidikan Islam
Pendidikan Islam, bila dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia tidak lain adalah merupakan salah satu alat pembudayaan (enkulturasi) masyarakat itu sendiri. Sebagai suatu alat, pendidikan dapat difungsikan untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia (seabagai makhluk sosial), kepada titik optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan kebahagiaan hidupnya di akhirat. Dalam hal ini, maka kedayagunaan pendidikan sebagai alat pembudayaan sangat bergantung pada pemegang alat tersebut yaitu pendidik.
Istilah pendidikan Islam dapat dipahami dari tiga sudut pandang. Pertama, pendidikan Agama Islam. Kedua, pendidikan dalam Islam. Ketiga, pendidikan menurut Islam. Dari kerangka akademik ketiga sudut pandang tersebut harus dibedakan dengan tegas karena ketiganya akan melahirkan disiplin ilmu sendiri-sendiri.
Masayarakat memandang pendidikan sebagai pewarisan kebudayaan atau nilai budaya baik yang bersifat intelektual, ketrampilan, keahlian dari segi generasi tua kepada generasi muda agar masyarakat tersebut dapat memelihara kepribadiannya. Dari segi pandangan individu pendidikan berarti upaya pengembangan potensi-potensi yang dimiliki individu yang masih terpendam agar dapat teraktualisasi secara kongkrit, sebagai hasilnya dapat dinikmati oleh individu tersebut dan juga masyarakat.
Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama Islam melalui kegiatan atau latihan.

2. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah seperti yang diungkapkan Dr. Zakiah Darajat bahwa tujuan pendidikan Islam secara keseluruhan, yaitu kepribadian seseorang membuatnya menjadi insan kamil dengan pola takwa, insan kamil artinya manusia utuh rohani rohani dan jasmani, dapat hidup secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah Swt.
Nur Ukbiyati, mengklasifikasikan tujuan pendidikan dibagi menjadi tiga yakni : tujuan umum, tujuan akhir, tujuan sementara, dan tujuan operasional.
Sedangkan Al-Ghozali mengemukakan tujuan pendidikan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt., bukan untuk mencari kedudukan yang menghasilkan uang. Karena jika tujuan pendidikan diarahkan bukan pada mendekatkan diri kepada Allah akan dapat menimbulkan kedengkian, kebencian, dan permusuhan.

3. Macam Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam menurut Al-Qur’an, maupun hadis yang disimpulkan oleh Dra. Nur Ukbiyati yang mengutip berbagai sumber dibagi menjadi :
a. Metode mutual education (metode mendidik secara berkelompok)
b. Metode pendidikan dnegan menggunakan cara instruksional
c. Metode mendidik dengan kisah / cerita;
d. Metode bimbingan dan penyuluhan;
e. Metode pemberian contoh dan teladan;
f. Metode diskusi;
g. Metode soal jawab;
h. Metode mitsal (pemberian perumpamaan)
i. Metode targhieb dan tarhib / reward and punishment
j. Metode taubat dan ampunan
k. Metode acquision (self education), explanation, dan exposition (penyajian).

4. Ruang Lingkup Pendidikan Islam
Setelah mengetahui pemaparan singkat mengenai pendidikan Islam, kita dapat melihat dan menentukan ruang lingkup pendidikan. Passa dasarnya pendidikan Islam menyangkut beberapa aspek yang bersumber pada hokum agama Islam itu sendiri. ruang lingkup kajian pendidikan bersumberkan dari sumber pokok hukum Islam itu sendiri yakni Al-Qur’an dan Hadist.
Ruang lingkup pendidikan di dalam pandangan Islam tidaklah sempit, tidak saja terbatas pada pendidikan duniawi semata, tetapi Rasulullah sendiri pernah bersabda agar setiap individu dari umat Islam supaya bekerja untuk agama dan dunianya sekaligus. Sehingga kita bisa mengetahui bahwa cakupan pendidikan Islam sangatlah luas yakni mencakup kegiatan- kegiatan kependidikan yang dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan dalam bidang atau lapangan hidup manusia seperti:
a. Lapangan hidup keagamaan, agar perkembangan pribadi manusia sesuai dengan norma- norma ajran Islam.
b. Lapangan hidup berkeluarga, agar berkembang menjadi keluarga sejahtera.
c. Lapangan hidup ekonomi, agar dapat berkembang menjadi sitem kehidupan yang bebas dari penghisapan manusia oleh menusia.
d. Lapangan hidup kemasyrakatan, agar terbina masyarakat yang adil dan makmur di bawah ridha dan ampunan Allaah Swt.
e. Lapangan hidup politik, agar tercipta system demokratis yang sehat dan dinamis sesuai ajaran Islam.
f. Lapangan hidup seni budaya, agar menjadikan hidup manusia penuh keindahan dan kegairahan yang tidak gersang dari nilai moral agama.
g. Lapangan hidup ilmu pengetahuan, agar berkembang menjadi alat untuk mencapai kesejahteraan hidup umat manusia yang dikendalikan oleh iiman
Dimulai dari keluarga. Pendidikan dimulai di keluarga, di keluargalah akan terbentuk watak anak, apakah dia akan menjadi seorang anak yang rajin, manja, malas, dan sebagainya. Keluarga merupakan pusat timbulnya adab kemanusiaan sampai sekarang keluarga selalu berpengaruh besar terhadap perkembangan manusia. Dari sinilah pembelajaran dimulai dam pendidikan Islam mulai diberikan oleh orang tua pada anaknya.

C. Pembodohan Siswa Tersistematis
Pembodohan siswa (peserta didik) memiliki makna yang begtitu dalam tentang berbagai kesalahan dalam pelaksanaan pendidikan kita, baik pendidikan yang berada pada jalur informal, formal, maupun non formal. Kata pembodohan lebih menekankan adanya “subyek” indoktrinasi dalam proses pendidikan. Kita tidak perlu berkutat pada penggunaan tata bahasa dan tidak perlu bicara siapa yang salah dalam proses pembodohan tersebut. Tetapi yang paling penting adalah mengetahui bentuk-bentuk perilaku pembodohan yang telah terjadi supaya menjadi cerminan bagi kita dan para pelaku pendidikan untuk berbuat lebih baik dan membangkitkan pendidikan kita.
Pembodohan siswa tersistematis terjadi di dalam proses pendidikan di tiga tempat. Yakni sekolah, rumah, dan dalam hidup bermasyarakat. Di sekolah yang berpengaruh adalah guru dan lingkungan sekolah. Di rumah, orang tua merupakan figur sentral pendidikanm dan di masyarakat anggota masyarakat beserta tata nilai yang ada sangat berpengaruh terhadap pendidikan anak. Ketiga faktor tersebet saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

VII. METODE PENELITIAN
Untuk memperoleh data yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, penulisan akan menggunakan beberapa metode dan tahapan yang diharapkan dapat mempermudah dalam penulisan ilmiah ini, antara lain sebagai berikut :
A. Metode pengumpulan data
Guna mengadakan penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan beberapa metode diantaranya :
1. Metode library research (studi kepustakan) atau analisis isi buku. yaitu meneliti buku-buku kepustakaan yang relevansinya dengan judul yang penulis bahas.
2. Metode wawancara (interview) atau kuesioner lisan yakni sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
3. Metode Observasi yakni memperhatikan sesuatu yang meliputi kegiatan-kegiatan peminta perhatian terhadap suatu dengan menggunakan seluruh panca indra.
B. Metode Analisis Data
1. Deduktif : cara berfikir untuk mencari dan menguasai ilmu pengetahuan yang berawal dari alasan umum menuju ke arah yang lebih spesifik. Logika deduktif merupakan sistem berfikir untuk mengorganisasi faktual dan mencapai suatu kesimpulan dengan menggunakan argumentasi logika.
2. Induktif : cara ini merupakan proses berfikir yang diawali dari fakta-fakta pendukung yang spesifik, menuju pada arah yang lebih umum guna mencapai suatu kesimpulan.
3. Komparatif : yaitu cara menyimpulkan diambil dengan cara membandingkan pendapat yang satu dengan yang lain.

VIII. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Sistematika dimaksudkan sebagai gambaran umum dari beberapa urutan penulisan skripsi yang akan penulis susun. Sedangkan sisitematikanya sebagai berikut :
1. Bagian muka
Bagian ini terdiri dari : halaman judul, pengajuan skripsi, pengesahan, halaman motto, kata pengantar dan daftar isi.
2. Bagian tengah
Pada bagian ini merupakan inti skripsi, bagian ini terbagi dalam lima bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I : memuat alasan pemilihan judul, penegasan istilah, permasalahan, tujuan penelitian, metode penulisan dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : bab ini adalah landasan teori yang berisi tentang bembelajaran yang mencerdaskan. Ruang lingkup bembelajaran, komponen pembelajatan, definisi kecerdasan, dan factor yang mempengaruhi kecerdasan.
BAB III : pada bab tiga berisi laporan hasil penelitian, yang berisi kajian buku pembodohan siswa tersistematis karya M. Joko Susilo, pemikiran penulis tentang konsep pembelajaran yang mencerdaskan anak bukan membodohi anak.
BAB IV : membahas tentang analisis pembelajaran yang mencerdaskan dalam perspektif pendidikan Islam, terdiri dari : analisis faktor-faktor pembelajaran yakni tujuan membelajaran, metode pembelajaran, komponen pembelajaran dan teori pembelajaran.
BAB V : Bab ini merupakan bab terakhir pada skripsi kami. Pada bagian ini berisikan penutup yang terdiri dari : kesimpulan, saran dan penutup.

3. Bagian akhir
Bagian akhir berisikan daftar pustaka dan daftar riwayat hidup pendidikan penulis.

Demikian gambaran skripsi secara umum, mudah-mudahan bisa memberikan pemahaman bagi pembaca sehingga tidak menimbulkan kendala dan kesulitan dalam memahami uraian yang diberikan penulis sebagai diskripsi dari fenomena-fenomena yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Shaleh Abdullah, - Teori- Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Qur’an, Rineka Cipta: Jakarta 1990
Ahmad D. Marimba - Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: Al Ma’arif, 1981.
Ahmad Sugandi, - Teori Pembelajaran, UPT MKK UNNES, Semarang, 2004.
Aminudin, dkk., - Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi Umum, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta, 2001.
H.M. Muzaya Arifin,M.Ed. - Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, cet. ke-1, 1990.
M. Athiyah Al-Abrasyi. - Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Bulan Bintang, Jakarta1974.
M. Gorky Sembiring, - Mengungkap Rahasia Dan Tips Manjur Menjadi Guru Sejati, cet. II, Best Publisher, Yogyakarta, 2009.
M. Joko Susilo, - Pembodohan Siswa Tersismatis, Jakarta: Bina Aksara, cet. Ke-1, 1990..
M. Ngalim Purwanto, - Psikologi Pendidikan, Remaja Rosydakarya, Bandung, 1997.
Muhammad Ali, Drs - Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, Ankasa,1987.
Nana Sujana, Dr. & Dr.Ibrohim,M.A - Penelitian Dan Penilaian Pendidikan, Sinar Baru Algesindo, Bandung, 2007.
Nur Ukhbiyati, - Ilmu Pendidikan Islam II, Pustaka Setia, Bandung, 1997.
Pusat Bahasa Depdiknas - Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Balai Pustaka, Jakarta, 2007.
Suharsimi Arikunto, Prof. Dr., - Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi VI, Rineka Cipta, Jakarta, 2006
Sukardi, Prof., Ph.D., - Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Yogyakarta, 2007.
Sutrisna Hadi, M.A., Prof.Drs., - Metedologi Research, Andi Offset, Yogyakarta,1994.
www.suaramedia.com., - Metode Pendidikan Dalam Pandangan Tiga Ilmuawan Islam, diakses pada 26 Mei 2010.



Ahmad Nafi's Blog

Pengungsi Merapi Hingga Kepil Wonosobo

Wonosobo – Sabtu 08/11 masyarakat Kepil dihebohkan dengan datangnya ratusan pengungsi korban letusan gunung Merapi. Pengungsi yang tiba pada Sabtu siang itu berasal dari kecamatan Srumbung Magelang. Tentunya kedatangan para pengungsi membuat masyarakat Kepil bertanya-tanya tentang seberapa keparahan akibat yang ditimbulkan oleh letusan gunung Merapi hingga pengungsi sampai ke wilayah Wonosobo.

Letusan Gunung Merapi yang mengirimkan lahar dingin, hujan krikil dan abu vulkanik menyebabkan ketakutan yang luar biasa pada penduduk sekitar Merapi tidak terkecuali masyarakat Srumbung yang letaknya sangat dekat dengan Merapi. Menurut Kordinator pengungsi Prio Winoto saat ditemui oleh kontributor Insan FM Kepil, pengungsi yang kali ini datang ke Kepil mempunyai inisiatif untuk menjauh dari Gunung Merapi karena khawatir letusan Merapi akan lebih dahsyat dari yang sudah terjadi sejak 26 Oktober lalu.

Kedatangan Pengungsi disambut hangat oleh jajaran pemerintahan kecamatan Kepil dan Masyarakat. Saat menyambut kedatangan pengungsi merapi tersebut, Kepala Kelurahan Kepil, Sihono menyampaikan bahwa logistik dan perlengkapan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi sudah disiapkan meskipun kedatangan pengungsi dirasa mendadak sehingga belum ada persiapan yang matang. Meskipun demikian, berkat antusias masyarakat, jajaran Muspika, dan relawan, semua kebutuhan sudah siap untuk diberikan kepada pengungsi. Insan FM/HBN

Untuk sementara waktu para pengungsi ditempatkan di bangunan pabrik kayu yang belum jadi yang terletak di jalan Purworejo. Kebutuhan tempat tidur, khususnya karpet, selimut, bantal sebagian sudah dipersiapkan oleh pengungsi sebagian dibantu dari Dinas Sosial Kabupaten Wonosobo. Sedangkan MCK menggunakan milik penduduk setempat.

Para relawan berdatangan untuk membantu para pengungsi. Relawan yang terdiri dari beberapa elemen organisasi muda baik dari Kecamatan Kepil maupun dari kecamatan lain seperti Sapuran dan Kretek ada pula relawan yang berasal dari kecamatan Wuwuharjo Magelang. Koordinator Relawan, Yasin Yusuf menyebutkan bahwa para relawan yang datang berasal dari insan pecinta alam yakni; ANNASPALA, SMASPALA dan APALAGE. Ada juga yang berasal dari pramuka, taruna siaga bencana (Tagana), IPNU, IPPNU, PIK-KRR, gerakan insan peduli sosial (GRIPIS), taruna dan beberapa elemen lain.Ahmad Nafi's Blog

Nafiday: Napak Tilas "Sanjaya"

Nafiday: Napak Tilas "Sanjaya"
http://xl.kapanlagi.com/h/0000069810.html

Ahmad Nafi's Blog

Napak Tilas "Sanjaya"

Tour de Sumbing Arounding
Kepil - Ahad, 14/11/2010 tour de Sumbing Arounding diikuti oleh 2 peserta. A Nafi' dan Ibnu Hiban. Rute : Kapulogo (Kepil)- Kagungan - Ropoh - Pulosaren - Sutopati (Kaliangkrik Magelang)- Kaliangkrik - Bandongan - Windusari - Tembarak - Temanggung - Parakan - Kledung - Kretek - Kalikajar - Sapuran - Finish : Kapulogo, Kepil.
Obyek menarik : Candi Selogriyo
Laporan Perjalanan :
Kami berangkat start pukul 08.15 WIB dari Base Camp Annaaspala, Desa Kapulogo, Kepil, Wonosobo seperti yang ada dalam rute di atas.
Candi ini berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah tepatnya di wilayah Kecamatan Windusari. Memang untuk menuju ke lokasi candi ini agak sulit dikarenakan letak candi yang berada di daerah cukup terpencil, candi ini memang tidak setenar candi Borobudur ataupun candi Mendut yang memang merupakan ikon Pariwisata di Kabupaten Magelang.
Dari arah Kepil kita bisa mengambil arah Bandongan, dari sana kita ke arah Utara menuju wilayah Windusari. Di sepanjang perjalanan menuju ke Selogriyo kita akan disuguhi pemandangan sawah hijau yang menghampar luas.
Akses menuju lokasi memang baru bisa dilalui kendaraan roda dua. Setelah melewati perkampungan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan jalan setapak sekitar 2,5 KM anda akan sampai di lokasi.
Hanya secara historiogeografis candi itu termasuk Candi Hindu,sebab letaknya yang ada di pegunungan. Kemungkinan dibangun pada masa pelarian Sanjaya seperti yang berada di wilayah pegunungan Dieng Wonosobo. Candi ini terletak di bawah Bukit Giyanti, letaknya sangat strategis dari segi keamanan ancaman musuh. Sebab candi ini di kelilingi bukit layaknya benteng. Letaknya yang berada di ketinggian 740 M DPL cukup leluasa untuk memantau pemandangan kota Magelang.
Sayangnya kepala arca di candi ini hanya tinggal 1. Yang lainnya sudah hilang.Demikian laporan ini.
A Nafi & Ibnu Hiban